Skip to main content

Her Trip

Panggilan kepada para penumpang SQ151 Singapore-London kembali berkumandang di Terminal 2 Bandara Changi Singapore. Mesa berdiri gelisah di dalam antrian panjang di depan kasir toko buku Borders. Tangannya memegang 3 buah novel tebal, bekalnya untuk 12 jam ke depan di dalam pesawat nanti. Masih ada tiga orang lagi yang berdiri di depannya sebelum gilirannya tiba. Dan kelihatannya pembeli paling depan bermasalah dengan kartu kreditnya. Hatinya mendua, antara meninggalkan antrian untuk segera boarding namun tidak rela meninggalkan novel-novel yang sudah ingin dibelinya sejak lama. Akhirnya dia bertahan sampai tiba gilirannya membayar, Mesa mengulurkan lembaran Singapore dollarnya. Lalu bergegas meninggalkan toko buku itu, setengah berlari menuju Gate 24.

Thanks to her flat shoes and thanks to her experiences as travelling junkie – meminjam julukan Bella yang diberikan kepadanya - so she only bring this small shoulder bag to cabin. Sampai juga dia di depan Gate 24 langsung masuk melewati detector dan berlari menuju boarding room, menyusuri belalai gajah dan akhirnya masuk ke dalam kabin pesawat. Seluruh penumpang telah duduk rapi di posisinya masing-masing dan semua mata seakan menatapnya sampai dia berhenti di nomor kursinya. Buru-buru mengambil posisi di kursi sebelah jendela dan berpura-pura sibuk dengan tasnya, tidak berani menatap sekelilingnya. Mesa memasang seat beltnya, menarik nafas lega dan menyandarkan tubuhnya ke kursi. Memejamkan matanya,mulai membaca doa ketika dirasakannya pesawat mulai mengambil posisi take-off. Meskipun seorang travelling junkie, namun perasaan Mesa selalu merasa tegang setiap kali pesawat hendak lepas landas. Setiap kali naik pesawat dirasakannya hatinya seakan memasrahkan dirinya kepada alam semesta.

Fresh towel, Mam?” tanya seorang pramugari menyadarkan lamunan Mesa. Rupanya pesawat sudah tinggal landas dengan sempurna. Mesa membuka matanya, mengambil handuk yang disodorkan oleh pramugari cantik itu sambil tersenyum. Mengelap wajahnya dengan handuk tersebut kemudian kedua tangannya. Siap menikmati 12 jam perjalanan menuju negara Kate Middleton. Kalau saja dia berangkat bulan April lalu, sudah pasti dia akan ikut berdesak-desakan di sepanjang jalan menuju Westminster Abbey untuk menyaksikan langsung The Royal Wedding. Sayangnya saat itu dia masih mengurus beberapa masalah di Vietnam. Sehingga terpaksa menunda keberangkatannya ke London.

Mesa memasang earphone di telinganya, mulai mengutak-atik remote yang terpasang di handle kursinya. Menyalakan layar TV di hadapannya, Life as We know It. Not bad, pikir Mesa, dia belum sempat menonton film ini di bioskop. Mesa pun segera mengambil posisi duduk yang nyaman untuk mulai menikmati tontonannya.

So, you must be a big fan of Kate Hudson?” sapa suara di sampingnya. Mesa menengok ke sampingnya. Gara-gara terburu-buru mencari nomor kursinya dia sampai tidak memperhatikan siapa yang duduk di sebelahnya. Saking banyaknya perjalanan bisnis yang harus dilakukannya menyebabkan Mesa benar-benar memanfaatkan waktunya di pesawat untuk dapat beristirahat dan menghindari bercakap-cakap dengan siapapun yang duduk di sampingnya.

Seorang laki-laki berwajah oriental, berhidung mancung dan berkulit putih tersenyum di sampingnya. Mesa sedikit terpana memandang wajah itu. Rasanya dia pernah mengenalnya di suatu tempat, entah dimana. Laki-laki itu mengulurkan tangannya,“ Hi, I am Wishnu,” katanya. Mesa menyambut uluran tangannya.

Mesa. Are you Indonesian?”

Yes. How do you know?” tanya cowok itu heran.

I am Indonesian too. Gue Mesa. Jarang ada orang Singapore pake nama Wishnu, by the way film ini yang main Katherine Heigl bukan Kate Hudson” katanya sambil tertawa.

Wishnu ikut tertawa, Mesa terpesona memandang deretan gigi putih dan rapi miliknya. Kalau dia seorang pencari bakat pasti Wishnu sudah dicarikannya pekerjaan sebagai bintang iklan pasta gigi.

Nah itu gue suka ketuker. I thought you are not Indonesian. Abis rambut kamu merah, muka kamu bule gitu plus mata kamu coklat,” kata Wishnu.

Mesa menarik ujung rambutnya,” This brunette is came from Peter Saerang salon, kulit putih dan mata coklat itu keturunan..hahahahaha.”

Seorang pramugari berhenti di samping mereka dengan mendorong kereta berisi makan siang mereka, “ chicken or beef?” tanyanya pada Mesa.

Chicken, please. Can I have apple juice, please?” pinta Mesa sambil membuka meja lipat di hadapannya. Pramugari cantik itu mempersiapkan tray berisi potongan fillet ayam dan sayuran di hadapan Mesa. Mengisi gelas plastik kecil dengan cairan jus apel dari kemasan kotak besar.

Thank you,” kata Mesa sambil tersenyum.

Your welcome. For you, Sir?” tanya si pramugari kali ini kepada Wishnu.

Beef and orange juice, please,” jawab Wishnu singkat.

Please enjoy your meal,” kata si pramugari lagi sambil mendorong keretanya menghampiri penumpang yang duduk di kursi baris depan.

This is what I love about SQ. Makanannya cocok sama lidah gue,” kata Mesa sambil menyuapkan potongan wortel ke mulutnya.

Kamu sekolah atau travelling ke London?” tanya Wishnu penasaran.

Bukan dua-duanya, gue kerja.”

Oh yah? Wah hebat,” ujar Wishnu tertarik.

Yah.. gitu deh,” kata Mesa merendah,” gue jadi flying worker, kerjanya terbang ke sana terbang ke sini, kemana aja mereka butuh gue.”

Tapi kamu tetap bolak-balik ke Jakarta? Keluarga kamu gimana? Pacar kamu?” tanya Wishnu penasaran, plastik makanan di hadapannya sudah licin tandas. Sekarang dia sedang menikmati orange juicenya. Mendengar kata pacar tiba-tiba raut wajah Aryo melintas di benaknya. Ada nyeri yang tiba-tiba menusuk di hatinya. Sedang apa dia di Jakarta?

Official officenya di London, tapi minimal sebulan sekali gue pasti ke Asia atau Australia,” Mesa menutup baki makanan di hadapannya. “ Enough about me. Sekarang kamu cerita dong ngapain ke London?”

Belajar. Gue sebenernya kerja di NGO di Jakarta, kebetulan dapet beasiswa untuk ngambil master, sekian dan terima kasih,” kata Wishnu dengan mimik lucu.

Mesa tertawa melihatnya,” Kamu tinggal dimana?”

Aku kebetulan sharing rumah dengan beberapa teman di daerah Golders Green, supaya agak deket dengan kampus.”

Wah, ga terlalu jauh dari Temple Fortune dong. Aku tinggal di apartemen sekitar Temple Fortune ke arah Hamsptead,” Kata Mesa bersemangat. Mungkin ketakutannya akan kesepian bisa sedikit dieliminisir setelah dia tahu ada orang Indonesia lain yang tinggal tak jauh darinya.

Temple Fortune, Waitrose Supermarket maksudmu? Aku sering belanja di sana. Apalagi setelah jam 4 sore,” Kata Wishnu.

Soalnya semua makanan termasuk sushi sudah potong harga 60 persen kan?” tebak Mesa.

Hahahaha tau aja kamu,” Wishnu tertawa.

Same here, shame on me. Masih ga rela belanja pakai poundsterling buat makanan yang kita tahu berapa harganya kalau di-rupiahkan.”

Kamu tahu ga ? ada restoran asia all you can eat di dekat Golders Green Tube station, cuma bayar 4.5 pounds di weekdays dan kita bisa makan sepuasnya peking duck, lamb chop, fried rice, vegetable tofu, dan lain-lain.....” timpal Wishnu.

Tak lama mereka berdua pun asyik mengobrol sambil sesekali mengomentari adegan Katherine Heigl dan Josh Duhamel di layar LCD di hadapan mereka. Dan mereka baru berhenti bercakap-cakap ketika pramugari mulai meredupkan penerangan di dalam cabin pesawat dan membagikan selimut kepada para penumpang.

Good night,” kata Wishnu pada Mesa sambil menarik selimutnya.

Mesa mengenakan sleep masknya, merebahkan sandaran kursinya dan menarik selimut birunya. Ada rasa aman di hatinya, meskipun dia baru mengenal Wishnu, dalam perjalanannya kali ini ada seorang Indonesia yang menemani di sampingnya.


Comments

Popular posts from this blog

Her World

Jam dinding di sebuah pusat kebugaran di selatan kota Jakarta menunjukkan tepat pukul 8 malam. Meskipun udara di dalam studio yoga terasa sangat dingin, Tanya mengelap keringat yang menetes di keningnya. Kaos tipis yang dikenakannya seakan menempel di tubuhnya, basah oleh keringat. Setelah melakukan berbagai pose yoga mulai dari downward-facing dog, plank pose, chaturanga dandasana dan diakhiri dengan salamba sirsasana atau supported headstand , Tanya merasa pikirannya lebih tenang. That's the power of yoga. Seluruh pose yoga seakan dapat merilekskan otot-ototnya sekaligus pikirannya. Sambil berjalan menuju locker room, Tanya membalas sapaan beberapa orang yang telah lama dikenalnya sejak dia menjadi anggota di pusat kebugaran ini. Membuka gembok lockernya, mengambil perlengkapan mandinya, sambil sekilas membaca pesan Andri di smartphonenya. “ Babe, I'll be at coffee shop outside. Meet me when you finish.” Tanya tersenyum, membayangkan pasti sekarang Andri sedang sibuk be

Makan pecel yuuuk....

Pecel Madiun Serpong the famous pecel madiun....hmmmm.... es dawet a.k.a cendol the place can fulfill your passion to shop too Cheers, Dhidie

A piece of Crab from Prawn City

sedikit oleh2 cerita dari kota cirebon. berangkat jam 7 malem sampai jam 2.30 pagi. what a trip. bekal kangen sama anak dan niat reuni SMP yang kuat, sempet dua kali berhenti di rest area, hopeless macet di pantura, muter balik ke arah bandung. Thank's God, arrived safely. cirebon only means two words, food and food. must visit teteup toko Shinta Manisan (ranginang keju dan rambak pedes). must eat foodsnya teteup tahu gejrot dan empal gentong (sumpah ga pake lontong) bonusnya nemu krupuk melarat pake sambel dan otak2 enakplus teh manis tong tji dingin dan mendoan berbumbu kecap. kenyang, puas masih ada Jack POT-nya Fried Rajungan (small crab) di depan toko Shinta, terakhir makan sepuluh tahun yang lalu. yang satu reuni sama temen2nya yang satu reuni sama makanan jaman dulu