“ Ting..ting..,” terdengar dentingan bel yang terpasang di pintu masuk kedai Cupcakes Heaven. Pertanda ada customer yang datang, Inge bangkit dari duduknya, matanya melirik ke arah jam tangan silver yang melingkar manis di lengannya. Hadiah ultah dari mantan pacarnya alias Mas Nugie, suaminya. Jam 7.15 malam, kedainya sudah tutup sejak satu jam yang lalu, namun memang biasanya Inge baru pulang sekitar pukul 8 untuk mempersiapkan pesanan cupcakes untuk keesokan harinya. Seorang pemuda kira-kira berusia 20-something, berkemeja biru muda dan jeans hitam masuk ragu-ragu ke dalam kedainya. Inge tersenyum melihatnya. Wajah pemuda itu mirip salah satu personil SM*SH, atau memang jaman sekarang semua anak mudanya mukanya seragam seperti itu. “ Maaf, ini sudah tutup yah atau masih bisa menerima pesanan ?” tanyanya ragu-ragu. “ Ada yang bisa dibantu, Mas?” tanya Inge ramah. Anak muda itu terlihat lega dan menghampiri counter display cupcakes yang dihias cantik milik Inge. “ Bisa banget,...