That's the power of yoga. Seluruh pose yoga seakan dapat merilekskan otot-ototnya sekaligus pikirannya. Sambil berjalan menuju locker room, Tanya membalas sapaan beberapa orang yang telah lama dikenalnya sejak dia menjadi anggota di pusat kebugaran ini. Membuka gembok lockernya, mengambil perlengkapan mandinya, sambil sekilas membaca pesan Andri di smartphonenya.
“ Babe, I'll be at coffee shop outside. Meet me when you finish.”
Tanya tersenyum, membayangkan pasti sekarang Andri sedang sibuk bekerja di depan notebooknya ditemani secangkir Americano tanpa gula.
Sekilas matanya melirik pesan lain yang masuk. Dari Pak Andi, customernya.
“ Non, besok bisa ke kantor? Saya tertarik sama produk kamu yang baru launching itu. Formnya sudah saya tanda-tangan, tinggal diambil saja.”
Tanya mengetikan kembali kata OK pada keypadnya. Ketenangan ini ternyata tidak, bertahan lama., hanya satu jam saja dan sudah ada tugas yang menantinya besok. Tanya membenamkan smartphone-nya ke dalam tasnya, mengunci lockernya dan berjalan menuju shower room. Berharap hot shower can refreshed her mind completely.
Tanya berjalan mengendap-ngendap di belakang sosok yang sedang asik mengetik di depan notebooknya. Tangannya menutup kedua mata sosok itu dari belakang.
“ Ayo siapa ini?” tanya Tanya menggoda
“ I wish this is an angel sent from heaven that will left a big grin on my face,” balas Andri.
Tanya memeluk tubuh Andri, menghirup sisa wangi Clear Day yang masih menempel di kemeja birunya. Andri mengecup dahi Tanya lembut.
“ Mau langsung pulang?”
“ Gak ah, aku mau nge-teh dulu yah. Biar tambah segar,” jawab Tanya sambil duduk di hadapan Andri. Memasukan sepotong kecil cheese quiche dari piring Andri ke dalam mulutnya.
“ Semuanya aja,” kata Andri
“ No, thanks. Bisa surplus nih makan begituan malam-malam begini.”
Tiba-tiba terdengar suara tangis bayi dari meja sebelah. Seorang bayi laki-laki berumur sekitar enam bulan tampak mengantuk di dalam keretanya. Spontan Tanya tersenyum dan melambaikan tangan ke arahnya. Bayi itu berhenti menangis dan tertawa kepada Tanya.
“ I want one, Babe?” bisik Tanya pada Andri. Sepuluh tahun pernikahan dan Tuhan belum menitipkan satu jabang bayi-pun di dalam rahimnya.
“ Kita harus sabar, Tanya. Aku yakin, penantian dan usaha kita akan membuahkan hasil pada waktunya.”
“ I'm started to get tired, babe,” Tanya menggenggam tangan Andri. Andri membalas genggamannya tersenyum.
“ Don't be, darling. Hasil dari dokter kemarin kan sudah jelas. Kalau kita berdua tidak ada masalah. Kita hanya harus terus berusaha saja, atau....kamu mau pulang sekarang saja yuk. Kita berusaha lagi...” kata Andri menggoda.
Tanya mengecup tangan Andri yang berada di genggamannya. Bersyukur dalam hati telah memiliki suami yang sabar seperti Andri. Dan malam itu mereka kembali berusaha di malam kesekian dari sepuluh tahun pernikahan mereka.
Comments